Beranda / Financial

Ternyata, Ini 3 Tipe Kepribadian Dalam Mengelola Keuangan

18 December 2017

Mengelola keuangan secara benar, penting diketahui, baik mereka yang masih berstatus 'single' terlebih lagi bila telah menikah. Bijak dalam pengelolaan keuangan bisa menjadikan ekonomi keluarga tertata dan hal itu akan membawa dampak baik dalam kehidupan. Tapi ternyata dalam kehidupan sosial masyarakat moderen terdapat 3 tipe kepribadian mengelola keuangan, antara lain :

1.Tipe Perencana (Planner)


Orang-orang yang cenderung dengan tipe planner dikenal cermat dalam mengelola uang. Tipe kepribadian mengelola keuangan ini, biasanya tak hanya berpikir tentang hari dan besok, namun jauh ke depan.

Tipe planner umumnya selalu memiliki investasi yang sifatnya jangka panjang.
Bukan hanya bagus dalam mengelola keuangan pribadi maupun rumah tangga, orang dengan kepribadian tipe planner umumnya mampu pula mengatur keuangan perusahaan. Dalam hal investasi, mereka sangat jeli serta disiplin untuk memantau perkembangan investasi yang sudah dijalankannya.

Orang-orang dengan tipe planner, sejak mereka masih muda telah memiliki impian kondisi keuangan masa tua yang mapan. Bukan sekedar berjaya secara ekonomi di masa muda lalu berhura-hura. Sebab tak dipungkiri, sebagian orang mengalami masa jaya secara keuangan di masa mudanya tetapi kesulitan ekonomi di masa tua karena tidak memiliki investasi, hingga akhirnya di masa tua sekedar mengandalkan uang pensiunan atau pesangon.

2.Tipe Pemain (Players)


Seperti namanya, mereka yang bertipe kepribadian mengelola keuangan ini, memang gemar bermain-main dengan uang. Dimana orang-orang bertipe ini cenderung terus menerus menghabiskan uangnya, sangat konsumtif dan kurang peduli untuk memikirkan apakah keputusan finansial yang dilakukannya akan berisiko tinggi ataukah tidak terhadap kondisi keuangan.
Orang-orang dengan tipe players terbagi lagi menjadi dua kelompok yakni :

  • Mereka yang cenderung gemar menghamburkan uang untuk membeli segala hal tersier lalu dikonsumsi pribadi atau orang-orang terdekatnya saja, misalnya keluarga.

  • Mereka yang cenderung gemar menghamburkan uang untuk membelanjakan atau mentraktir semua kawan-kawannya demi memperoleh pengakuan status sosial.

Sebagaimana tipe planner, mereka yang bertipe kepribadian mengelola keuangan players ini tak hanya didominasi oleh orang-orang kalangan ekonomi menengah ke atas.

Orang-orang dari kalangan ekonomi menengah ke bawah pun, juga banyak yang bertipe players. Bahkan keputusan finansial yang berisiko juga kerap diambil, seperti menggunakan kartu kredit, melakukan pinjaman online yang akhir-akhir sedang marak, berhutang pada rentenir, melakukan pinjaman pada bank keliling hingga melakukan pinjaman pada bank konvensional.

Yang mana pada dasarnya, segala pinjaman/kredit yang dilakukan oleh mereka bertipe players sekedar untuk memenuhi tuntutan gengsi dalam bersosial dan bukanlah untuk kebutuhan primer atau mendesak, misalnya biaya pengobatan dan biaya pendidikan anak.

3.Tipe Pelindung (Protector)


Disebut demikian sebab tipe kepribadian mengelola keuangan ini, memang teramat berhati-hati bahkan benar-benar melindungi pundi-pundi uang yang mereka miliki. Pada umumnya, mereka kurang berani mengambil risiko untuk berinvestasi dan mereka juga bukanlah orang-orang yang gemar menghamburkan uang untuk hal-hal yang dirasa tidak penting.

Kehidupan mereka dengan kepribadian mengelola keuangan players ini, umumnya tidak melejit secara keuangan dan mereka tidak berada di jalur berisiko finansial. Tentang masa depan pun mereka sudah mempersiapkannya, tetapi umumnya mereka mengandalkan dana pensiun atau pesangon dari tempat kerja, dimana mereka telah mengabdi puluhan tahun.

Tipe kepribadian ini mungkin sekilas tampak sempurna, namun sebenarnya mereka pasif dan sangat “lurus” menjalani hidup, hingga sisi investasi sering kali tidak disentuh, padahal dapat menguntungkan finansial. Sebagian mereka akan tetap melindungi jumlah "nominal" dalam rekening tabungan mereka agar tetap stabil. Tidak mengalami penambahan drastis, namun dilindungi pula agar tidak mengalami pengurangan yang drastis.